Kurangi Main Gawai dan Perbanyak Olahraga Jika Tak Mau Seperti Ini di Masa Tua

Rizki Adis Abeba | 26 Maret 2019 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dawn Skelton, profesor kesehatan dan penuaan dari Universitas Glasgow Caledonian, Skotlandia, menyebutkan kebiasaan buruk anak-anak zaman now yang gemar bermain gawai selama berjam-jam dan malas berolahraga rentan terkena masalah tulang ketika memasuki usia paruh baya. Sebab kebiasaan berlama-lama bermain gawai akan membuat proses pertumbuhan dan peletakkan tulang tidak terjadi secara maksimal. Apa sebabnya jika proses peletakkan tulang tidak terjadi dengan benar di masa muda?

“Jika Anda belum mengalami peletakan garis dasar tulang yang baik dan posisi yang benar, penuaan akan mulai terjadi jauh lebih awal dan kecelakaan (jatuh) sekecil apapun akan menyebabkan patah tulang,” jelas Dawn Skelton. Masalahnya, penuaan dini pada tulang akan merembet menjadi masalah sosial lainnya.

“Kecuali jika kebiasaan tersebut berubah, generasi ini (generasi Z) bisa berakhir dengan patah tulang di usia 40 dan 50-an, alih-alih 70 hingga 80-an. Akibatnya, bisa jadi justru orang tua mereka lah yang kelak mengurus anak-anak generasi sekarang di masa tua mereka. Ini akan menjadi masalah tersembunyi yang menjadi epidemi ketika generasi anak-anak ini tumbuh dan mencapai usia pertengahan (abad)," lanjut Dawn Skelton.

Perlu diketahui bahwa proses peletakkan tulang dasar di masa anak-anak akan sulit diperbaiki ketika mereka sudah melewati usia remaja. “Bahkan jika Anda melakukan olah raga untuk membentuk tulang selama tiga hingga empat jam seminggu, massa tulang yang meningkat hanya sekitar tiga persen, sementara pada anak usia 12-13 tahun peningkatan massa tulangnya bisa mencapai 10 persen dengan jumlah latihan yang sama,” bilang Dawn Skelton.

Dan jangan remehkan juga risiko osteoporosis atau pengeroposan tulang. Penyakit ini akan membuat kualitas hidup seseorang menurun sehingga tidak bisa menikmati kehidupan di masa tua secara maksimal.

“Saya telah menyaksikan kehidupan orang-orang menjadi hancur ketika mereka mendapatkan diagnosa osteoporosis. Mereka harus terus berada di dalam ruangan dan mengkhawatirkan tentang tulang yang rapuh agar bisa melakukan berbagai hal dengan benar dan menjaga tulang mereka tetap kuat sehingga bisa mengisi hari-hari di sisa kehidupannya,” beri tahu Dawn Skelton.

(riz / ray)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait